Bisnis Paling Licik
Ada sekelompok orang yang dengan sengaja menciptakan makam palsu dan mengemas kisah-kisah yang mengagungkan sosok fiktif tersebut, sehingga terlihat begitu luar biasa. Di sinilah sisi licik bisnis ini mulai
Sejumlah pihak mulai mempromosikan makam ini sebagai tempat keramat. Mereka menyebarkan kisah-kisah ajaib tentang sosok tersebut, bahkan ada yang sampai menciptakan cerita-cerita supranatural yang konon terjadi di sekitar makam.
Apa yang terjadi selanjutnya? Orang-orang pun berbondong-bondong datang untuk berziarah, berharap mendapatkan berkah atau keajaiban. Tak dapat dipungkiri, ini menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Mulai dari biaya parkir, penjual bunga dan kemenyan, hingga kotak amal yang selalu penuh, semuanya menjadi sumber pendapatan. Bahkan, ada yang sampai membangun penginapan di sekitar makam untuk para peziarah yang datang dari jauh.
Yang membuat hati miris adalah banyak dari para peziarah ini berasal dari kalangan ekonomi lemah. Mereka rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit, padahal untuk kebutuhan sehari-hari saja mereka kesulitan. Semua itu dilakukan demi harapan akan “berkah” dari makam yang asal-usulnya pun tidak jelas.
Bukan bermaksud menghakimi keyakinan siapa pun, tapi praktik bisnis yang mengeksploitasi iman dan harapan orang seperti ini rasanya perlu dikritisi, terutama jika ada kebohongan di baliknya.
Mungkin ada bertanya-tanya, apakah tidak ada yang memprotes? ada. Beberapa tokoh agama dan akademisi sudah sering mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya dengan klaim-klaim keramat semacam ini. Namun, seperti halnya bisnis lainnya, selalu ada cara untuk mempertahankannya.
Fenomena semacam ini sebenarnya bukan hal baru. Antropolog Nur Syam dalam bukunya “Islam Pesisir” (2005) sudah membahas tentang adanya kultus makam di masyarakat.
Jadi, jika kamu pernah mendengar atau melihat sebuah makam yang tiba-tiba ramai dikunjungi, coba selidiki lebih dalam. Bisa jadi, kamu sedang menyaksikan salah satu bisnis paling licik yang ada di sekitar kita