Buatkan lawanmu Jembatan Emas untuk Mundur

Suhari Ete
3 min readAug 28, 2024

--

Pepatah ini di tulis oleh Sun Tzu yang menggambarkan strategi bijaksana dalam menghadapi konflik. Artinya, jika Anda memberikan jalan keluar yang terhormat kepada lawan Anda, mereka akan lebih cenderung untuk mundur tanpa perlawanan, yang pada gilirannya dapat menghindarkan dari konfrontasi yang tidak perlu dan menciptakan solusi damai.

Dalam praktiknya, ini bisa berarti memberikan lawan kesempatan untuk menyelamatkan muka atau memberikan insentif yang membuat mereka memilih untuk mundur daripada melanjutkan pertarungan. Strategi ini sangat relevan dalam diplomasi, negosiasi bisnis, dan bahkan dalam manajemen konflik sehari-hari, di mana menjaga hubungan baik seringkali lebih penting daripada memenangkan pertempuran dengan segala cara.

Sun Tzu Sun Tzu, seorang ahli perang dari periode Spring dan Autumn (771–476 SM), memiliki warisan pengetahuan yang memengaruhi dunia militer dan manajemen hingga masa kini. Lahir pada masa dinasti Qi. Sun Tzu awalnya mengabdi pada Raja Helu di Kerajaan Wu pada tahun 512 SM. Kemampuannya diakui setelah memenangkan Perang Boju, suatu kemenangan yang dianggap mustahil oleh banyak pihak.

Ia adalah seorang jenius dalam strategi, namun keunggulannya tidak hanya terletak pada taktik perangnya. Yang membedakannya adalah cara pandangnya terhadap peperangan secara menyeluruh.

Kebanyakan orang menganggap perang hanya sebagai pertarungan kekuatan, di mana pihak yang memiliki senjata paling canggih akan menang. Namun, Sun Tzu berpendapat, “Perang yang terbaik adalah perang yang tidak perlu terjadi.”

Maksudnya, Sun Tzu mengajarkan kita untuk menang tanpa harus bertempur. Ia menekankan bahwa kemenangan terbaik adalah yang dicapai tanpa pertumpahan darah. Caranya adalah dengan menggunakan kecerdasan, bukan sekadar mengandalkan kekuatan fisik.

Salah satu filosofi Sun Tzu yang sangat saya kagumi adalah: “Kenali dirimu, kenali musuhmu, dalam seratus pertempuran kau tidak akan pernah dalam bahaya.” Artinya, jika kita benar-benar memahami kekuatan dan kelemahan kita sendiri, serta mengenali musuh kita dengan baik, kita sudah memenangkan setengah dari pertempuran tersebut.

Namun, yang membuat Sun Tzu berbeda dari yang lain adalah bahwa ia tidak hanya berbicara tentang taktik di medan perang. Ia juga membahas aspek psikologi, diplomasi, bahkan ekonomi. Bagi Sun Tzu, perang bukan sekadar soal membunuh, tetapi tentang bagaimana membuat musuh menyerah tanpa harus mengangkat senjata.

Sebagai contoh, Sun Tzu mengajarkan kita untuk “menyerang” rencana musuh, bukan hanya pasukan mereka. Maksudnya, jika kita bisa mengacaukan strategi musuh sebelum perang dimulai, kita sudah memenangkan perang tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga.

Ia juga mengatakan, “Perang itu berdasarkan tipu muslihat.” Artinya, jika kita bisa mengecoh musuh mengenai kekuatan kita yang sebenarnya, kita bisa menang tanpa harus bertempur secara langsung.

Sun Tzu juga mengajarkan pentingnya fleksibilitas. Ia mengatakan, “Air mengambil bentuk wadahnya, tentara mengambil bentuk musuhnya.” Artinya, kita harus mampu beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah dan tidak boleh bersikap kaku.

Yang membuat strategi Sun Tzu tetap relevan hingga saat ini adalah bahwa ia tidak hanya berbicara tentang perang. Prinsip-prinsipnya dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari bisnis hingga politik.

Intinya, Sun Tzu mengajarkan kita untuk menjadi pemenang dengan cara yang cerdas, bukan hanya dengan kekuatan fisik. Ia mendorong kita untuk berpikir lebih dalam tentang arti sebenarnya dari kemenangan. Apakah kemenangan hanya sekadar mengalahkan musuh? Ataukah ada cara yang lebih bijaksana untuk menyelesaikan konflik?

Jadi, jika ditanya mengapa strategi Sun Tzu dianggap yang terbaik, jawabannya adalah karena ia tidak hanya memberikan taktik perang, tetapi juga filosofi hidup yang dapat diterapkan hingga saat ini. Sun Tzu mengajarkan kita untuk menjadi pemimpin yang bijaksana, yang tidak sembarangan menyerang, tetapi tahu kapan harus mundur, kapan harus maju, dan bagaimana caranya menang tanpa menciptakan kehancuran.

--

--

Suhari Ete

Batam -Indonesia. I love to run. I blog about live, social, labour, lifestyle, + more! My Links (Blog, YouTube, etc.): linktr.ee/Suhariete